BolaMilenia.com – Arema FC sedang menimbang-nimbang mundur sebagai peserta Liga 1 2022-23. Ini menyikapi dinamika sepak bola Indonessia yang terjadi pasca Tragedi Kanjuruhan, Malang.
Tim berjuluk Singo Edan itu mengisyaratkan untuk bubar jika memang eksistensiya dianggap mengganggu kondusivitas publik di Malang Raya. Hal ini seperti disampaikan oleh manajemen tim beberapa waktu lalu.
Jika rencana itu terealisasi, tentu akan ada efek besar terhadap klub maupun kompetisi Liga 1 musim ini. Pembubaran Arema FC otomatis akan membuat tim besutan Javier Roca berstatus mundur dari kompetisi profesional yang tengah berjalan.
Semua konsekuensi sudah diatur dalam Regulasi Liga 1 Pasal 7 tentang pengunduran diri setelah kompetisi dimulai. Sanksinya pun beragam, mulai jeratan denda besar hingga ancaman terdegradasi ke kompetisi level bawah.
Ayat 1 poin a menyebutkan, “semua hasil pertandingan yang telah dijalankan klub yang mengundurkan diri dibatalkan dan dinyatakan tidak sah”.
Itu artinya, perjalanan Arema FC pada musim ini akan sia-sia. Sebanyak 26 poin dari 19 pertandingan dianggap hangus, begitu pula 15 jadwal pertandingan berikutnya.
Sementara sanksi terkait besaran denda diatur pada poin e, berbunyi, “klub yang mengundurkan diri didenda sebesar Rp3 Miliar apabila mundur di putaran satu dan Rp5 Miliar apabila mundur di putaran dua”.
Lalu, Arema FC juga terancam turun kasta dan dipastikan absen selama 3 musim kompetisi apabila benar-benar bubar dan mundur.
“Diskualifikasi terhadap klub yang mengundurkan diri dari Liga 1 di 2 musim berikutnya dan hanya dapat bermain di kompetisi yang akan ditentukan oleh PSSI,” bunyi ayat 1 poin b dalam Pasal 7 Regulasi Liga 1 2022-23.
Dengan demikian, Arema FC akan dikenai sanksi Rp5 Miliar jika benar bubar dan mundur dari Liga 1. Sedangkan sanksi lain adalah harus absen selama 3 musim sampai 2025 dengan tampil di kasta kompetisi yang ditentukan PSSI.
